Peran Internasional Indonesia dalam Hubungannya dengan Kepentingan Nasional
Oleh : Karnain Lukman | 20-Jul-2007, 06:52:05 WIB
KabarIndonesia - Global Village,
itulah yang bisa menggambarkan interaksi antar bangsa di dunia saat
ini. Global village dapat diartikan sebagai menyatunya negara-negara di
dunia dalam satu sistem internasional, dimana satu negara membutuhkan
keunggulan negara lain yang diimplementasikan dalam bentuk kerjasama.
Hilangnya batas-batas nasional memudahkan pergerakan ekonomi berjalan
leluasa seperti jasa, barang, modal, dan manusia yang idealnya nantinya
akan berdampak pada peningkatan pertumbuhan ekonomi dunia dengan kata
lain memperbaiki kesejahteraan masyarakat dunia. Selain menjadi indikasi
pertumbuhan isu ekonomi juga menimbulkan permasalahan sosial
(ketimpangan), keamanan(penyelundupan), lingkungan (polusi dan limbah),
HAM (pengabaian hak buruh) dan lainnya.
Sekarang bagaimana usaha
Indonesia mampu memainkan perannya di dunia internasional secara
maksimal. Untuk mewujudkannya diperlukan kondisi ekonomi, dan stabiltas
politik yang kuat di dalam negeri terlebih dahulu dalam menciptakan internal power
yang nantinya diperlukan dalam posisi tawar dalam hubungannya dengan
negara lain dalam mencapai kepentingan nasional. Kemampuan diplomasi dan
meracik kebijakan luar negeri akan menentukan peran serta Indonesia
dalam menyelesaikan masalah-masalah internasional. Kebijakan Luar negeri
dikatakan sebagai visi dan misi dimana perencanaanya didasarkan pada
pengetahuan atau pun pengalaman baik dalam tindakan maupun tingkah laku
dalam hubungan internasional yang mempunyai tujuan untuk mempromosikan
dan melindungi kepentingan suatu negara. Sedangkan diplomasi menurut
Harold Nicholson adalah Kebijaksanaan politik luar negeri melalui
negosiasi dan mekanisme sebagai jalan keluar dalam menyelesaikan
perselisihan atau konflik atau masalah luar negeri. Semakin kuat suatu
negara dalam arti tingkat kemajuan dan kemakmuran, maka negara itu makin
dipercaya, dihargai dan perhitungkan dalam percaturan internasional
yang otomatis mendukung suatu upaya diplomasi. Untuk itu perlulah
kiranya kita melihat peran internasional apa saja pada periode
pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono yang bisa menjadikan Indonesia
sebagai the role country setidaknya dalam scop Asia?
Indonesia
disebut salah satu negara demokrasi terbesar yang telah sukses memilih
presiden secara langsung yang mayoritas penduduknya adalah Muslim yang
menjadikan Indonesia dipandang masyarakat internasional sebagai model
masyarakat muslim yang moderat. Indonesia sebagai anggota OIC
(Organization Islamic Conference) menjadi pendorong bagi perdamaian di
Timur Tengah khususnya mendukung Palestina sebagai negara merdeka dari
pendudukan zionisme Israel. Indonesia juga menjadi tuan rumah dan
pemrakarsa Konferensi Internasional Ulama sedunia pada bulan April 2007
di Bogor. Disini para ulama sedunia menyuarakan penghentian kekerasan di
Irak, Lebanon dan Palestina. Pertemuan itu mengeluarkan pernyataan agar
Amerika Serikat tidak menjadi pemecah-belah umat Islam di Timur Tengah
yang ditenggarai para ulama sebagai alasan tidak terselesaikannya
perdamaian di dunia Arab. Indonesia juga mempromosikan Islam yang
moderat, toleran, solidaritas, serta meningkatan dialog lintas budaya
dan peradaban, karena pada saat ini masyarakat internasional salah
persepsi bahwa penyerangan yang dilakukan oleh segelintir orang muslim
terhadap kepentingan barat dalam bentuk teror dipahami sebagai benturan
antar peradaban, tapi melainkan terjadi karena ketidakadilan dan
ketimpangan sosial di dunia.
Peran Indonesia dalam
hal HAM yaitu, telah meratifikasi Konvenan Internasional tentang Hak
ekonomi sosial dan budaya dan Konvenan internasional tentang hak Sipil
dan politik. Kemudian, kepercayaan Internasional kepada Indonesia
menjadikan Indonesia sebagai ketua Komisi HAM tahun 2006 dan terpilih
kembali menjadi Dewan HAM dalam periode satu tahun 2006-2007. Walaupun
begitu Indonesia belum menegakkan HAM secara tegas dengan belum
terungkapnya kasus-kasus seperti, Tragedi Tanjung Priok, Talangsari,
kerusuhan Mei 1998, tragedi Semanggi dan kematian Munir yang belum juga
terungkap.
Di badan PBB Indonesia terpilih bersama
Qatar dari kawasan Asia menjadi DK tidak tetap di PBB, namun Indonesia
tidak menunjukkan Independensinya dengan ikut menyetujui sanksi terhadap
Iran yang dituduh Amerika Serikat (AS) mengoperasikan reaktor nuklir
untuk membuat senjata nuklir yang dirasa AS akan mengancam keamanan
negerinya. Saya berpendapat Indonesia melakukan itu karena mendapat
tekanan dari AS dimana kepentingan nasional Indonesia banyak bergantung
kepada AS. Sebagai anggota PBB Indonesia juga telah banyak ikut serta
dalam Peace Keeping Operation salah satunya di Lebanon setelah
penyerangan Israel baru-baru ini. Dibidang pertahanan Indonesia telah
menjajaki kerjasama dalam bidang produksi senjata dengan India dalam
pertemuan Komite Bersama Kerja Sama Pertahanan RI-India di Jakarta,
12-14 Juni 2007, yang diharapkan Indonesia mampu menciptakan alat utama
sistem persenjataan secara mandiri yang diperlukan dalam menjaga
kedaulatan negara dari ancaman pihak luar. Pembelian pesawat tempur dan
kapal selam Rusia juga ditempuh agar tidak tergantung dengan negara
Barat khususnya Amerika Serikat. Pada isu perlucutan senjata Indonesia
sempat menjadi Ketua Komite I pada konfrensi The 2005 Review Conference
of States Parties to the Treaty on Non-Proliferation of Nuclear
Weapons/NPT) yang berlangsung sejak tanggal 2 Mei 2005 di Markas Besar
PBB, New York, yang di ketuai Sudjadnan Parnohadiningrat yang berhasil
menyampaikan kertas kerja (working papers) kepada konfrensi
itu.
Di bidang ekonomi kunjungan Wapres Jusuf Kalla
ke Jepang 22-27 Mei 2007 dan China 6-10 Juni 2007 mengindikasikan ingin
ditingkatkannya hubungan dagang kedua negara dimana terutama Cina telah
menjadi salah satu raksasa ekonomi dunia. Kemudian Baru-baru ini juga
telah diadakan petemuan D8 di nusa dua Bali, yaitu kerjasama dalam
bentuk perdagangan antara Negara-negara berkembang (Bangladesh, Mesir,
Iran, Malaysia, Pakistan, Nigeria, Turki, dan Indonesia). Dalam
kerjasama regional ASEAN telah menciptakan kerjasama ASEAN+3 (Korsel,
Cina, dan Jepang yang memungkinkan Indonesia mengambil manfaat ekonomi
dari pembentukan kerjasama itu. Di forum regional Indonesia juga
memprakarsai visi ASEAN kearah ASEAN Community layaknya Uni Eropa
sekarang ini dan Common Security dimana ASEAN akan memiliki nilai-nilai
bersama sebagai suatu komunitas besar baik ekonomi, kemakmuran, dan
keamanan bersama.
Semua peran internasional Indonesia diatas
dalam berbagai forum merupakan poin penting untuk meningkatkan
kepercayaan kepada masyarakat internasional dalam ikut menyelesaikan
masalah internasional. Bila masyarakat internasional telah hormat dan
segan kepada Indonesia, diyakini pihak-pihak luar enggan mengusik
Indonesia. Dengan modal kepercayaan itulah Indonesia akan mencapai
posisi tawar yang tinggi untuk mencapai kepentingan nasional dalam
hubungannya dengan negara lain dan bangsa Indonesia dapat menentukan
nasibnya sendiri tanpa didikte pihak lain. Apalagi Indonesia kini
memerlukan dukungan dunia internasional agar mendukung keutuhan negara
Indonesia dari gerakan separatisme yang sedang gencar menggrogoti
keutuhan negara dari dalam. Tidak kalah pentingnya peran Indonesia dalam
menjaga perdamaian dunia merupakan amanah dari pembukaan UUD 1945,
yaitu ikut mewujudkan perdamaian dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial. Semoga kedepannya bangsa Indonesia
akan lebih baik menata diri, memperbaiki kekeliruan yang ada demi
kemakmuran dan kesejahteraan bangsa dan negara.(*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar