running texts

WELLCOME TO OUR BLOG "GUDANGNYA ILMU PKN"

Rabu, 15 Februari 2012

Peran Internasional Indonesia oleh Maftuhah Firda 9B

Peran Internasional Indonesia dalam Hubungannya dengan Kepentingan Nasional
Oleh : Karnain Lukman | 20-Jul-2007, 06:52:05 WIB

KabarIndonesia - Global Village, itulah yang bisa menggambarkan interaksi antar bangsa di dunia saat ini. Global village dapat diartikan sebagai menyatunya negara-negara di dunia dalam satu sistem internasional, dimana satu negara membutuhkan keunggulan negara lain yang diimplementasikan dalam bentuk kerjasama. Hilangnya batas-batas nasional memudahkan pergerakan ekonomi berjalan leluasa seperti jasa, barang, modal, dan manusia yang idealnya nantinya akan berdampak pada peningkatan pertumbuhan ekonomi dunia dengan kata lain memperbaiki kesejahteraan masyarakat dunia. Selain menjadi indikasi pertumbuhan isu ekonomi juga menimbulkan permasalahan sosial (ketimpangan), keamanan(penyelundupan), lingkungan (polusi dan limbah), HAM (pengabaian hak buruh) dan lainnya.

Sekarang bagaimana usaha Indonesia mampu memainkan perannya di dunia internasional secara maksimal. Untuk mewujudkannya diperlukan kondisi ekonomi, dan stabiltas politik yang kuat di dalam negeri terlebih dahulu dalam menciptakan internal power yang nantinya diperlukan dalam posisi tawar dalam hubungannya dengan negara lain dalam mencapai kepentingan nasional. Kemampuan diplomasi dan meracik kebijakan luar negeri akan menentukan peran serta Indonesia dalam menyelesaikan masalah-masalah internasional. Kebijakan Luar negeri dikatakan sebagai visi dan misi dimana perencanaanya didasarkan pada pengetahuan atau pun pengalaman baik dalam tindakan maupun tingkah laku dalam hubungan internasional yang mempunyai tujuan untuk mempromosikan dan melindungi kepentingan suatu negara. Sedangkan diplomasi menurut Harold Nicholson adalah Kebijaksanaan politik luar negeri melalui negosiasi dan mekanisme sebagai jalan keluar dalam menyelesaikan perselisihan atau konflik atau masalah luar negeri. Semakin kuat suatu negara dalam arti tingkat kemajuan dan kemakmuran, maka negara itu makin dipercaya, dihargai dan perhitungkan dalam percaturan internasional yang otomatis mendukung suatu upaya diplomasi. Untuk itu perlulah kiranya kita melihat peran internasional apa saja pada periode pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono yang bisa menjadikan Indonesia sebagai the role country setidaknya dalam scop Asia?

Indonesia disebut salah satu negara demokrasi terbesar yang telah sukses memilih presiden secara langsung yang mayoritas penduduknya adalah Muslim yang menjadikan Indonesia dipandang masyarakat internasional sebagai model masyarakat muslim yang moderat. Indonesia sebagai anggota OIC (Organization Islamic Conference) menjadi pendorong bagi perdamaian di Timur Tengah khususnya mendukung Palestina sebagai negara merdeka dari pendudukan zionisme Israel. Indonesia juga menjadi tuan rumah dan pemrakarsa Konferensi Internasional Ulama sedunia pada bulan April 2007 di Bogor. Disini para ulama sedunia menyuarakan penghentian kekerasan di Irak, Lebanon dan Palestina. Pertemuan itu mengeluarkan pernyataan agar Amerika Serikat tidak menjadi pemecah-belah umat Islam di Timur Tengah yang ditenggarai para ulama sebagai alasan tidak terselesaikannya perdamaian di dunia Arab. Indonesia juga mempromosikan Islam yang moderat, toleran, solidaritas, serta meningkatan dialog lintas budaya dan peradaban, karena pada saat ini masyarakat internasional salah persepsi bahwa penyerangan yang dilakukan oleh segelintir orang muslim terhadap kepentingan barat dalam bentuk teror dipahami sebagai benturan antar peradaban, tapi melainkan terjadi karena ketidakadilan dan ketimpangan sosial di dunia.     

Peran Indonesia dalam hal HAM yaitu, telah meratifikasi Konvenan Internasional  tentang Hak ekonomi sosial dan budaya dan Konvenan internasional tentang hak Sipil dan politik. Kemudian, kepercayaan Internasional kepada Indonesia menjadikan Indonesia sebagai ketua Komisi HAM tahun 2006 dan terpilih kembali menjadi Dewan HAM dalam periode satu tahun 2006-2007. Walaupun begitu Indonesia belum menegakkan HAM  secara tegas dengan belum terungkapnya kasus-kasus seperti, Tragedi Tanjung Priok, Talangsari, kerusuhan Mei 1998, tragedi Semanggi dan kematian Munir yang belum juga terungkap.            

Di badan PBB Indonesia terpilih bersama Qatar dari kawasan Asia menjadi DK tidak tetap di PBB, namun Indonesia tidak menunjukkan Independensinya dengan ikut menyetujui sanksi terhadap Iran yang dituduh Amerika Serikat (AS) mengoperasikan reaktor nuklir untuk membuat senjata nuklir yang dirasa AS akan mengancam keamanan negerinya. Saya berpendapat Indonesia melakukan itu karena mendapat tekanan dari AS dimana kepentingan nasional Indonesia banyak bergantung kepada AS. Sebagai anggota PBB Indonesia juga telah banyak ikut serta dalam Peace Keeping Operation salah satunya di Lebanon setelah penyerangan Israel baru-baru ini. Dibidang pertahanan Indonesia telah menjajaki kerjasama dalam bidang produksi senjata dengan India dalam pertemuan Komite Bersama Kerja Sama Pertahanan RI-India di Jakarta, 12-14 Juni 2007, yang diharapkan Indonesia mampu menciptakan alat utama sistem persenjataan secara mandiri yang diperlukan dalam menjaga kedaulatan negara dari ancaman pihak luar. Pembelian pesawat tempur dan kapal selam Rusia juga ditempuh agar tidak tergantung dengan negara Barat khususnya Amerika Serikat. Pada isu perlucutan senjata Indonesia sempat menjadi Ketua Komite I pada konfrensi The 2005 Review Conference of States Parties to the Treaty on Non-Proliferation of Nuclear Weapons/NPT) yang berlangsung sejak tanggal 2 Mei 2005 di Markas Besar PBB, New York, yang di ketuai Sudjadnan Parnohadiningrat yang berhasil menyampaikan kertas kerja (working papers) kepada konfrensi itu.           

Di bidang ekonomi kunjungan Wapres Jusuf Kalla ke Jepang 22-27 Mei 2007 dan China 6-10 Juni 2007 mengindikasikan ingin ditingkatkannya hubungan dagang kedua negara dimana terutama Cina telah menjadi salah satu raksasa ekonomi dunia. Kemudian Baru-baru ini juga telah diadakan petemuan D8 di nusa dua Bali, yaitu kerjasama dalam bentuk perdagangan antara Negara-negara berkembang (Bangladesh, Mesir, Iran, Malaysia, Pakistan, Nigeria, Turki, dan Indonesia). Dalam kerjasama regional ASEAN telah menciptakan kerjasama ASEAN+3 (Korsel, Cina, dan Jepang yang memungkinkan Indonesia mengambil manfaat ekonomi dari pembentukan kerjasama itu. Di forum regional Indonesia juga memprakarsai visi ASEAN kearah ASEAN Community layaknya Uni Eropa sekarang ini dan Common Security dimana ASEAN akan memiliki nilai-nilai bersama sebagai suatu komunitas besar baik ekonomi, kemakmuran, dan keamanan bersama.

Semua peran internasional Indonesia diatas dalam berbagai forum merupakan poin penting untuk meningkatkan kepercayaan kepada masyarakat internasional dalam ikut menyelesaikan masalah internasional. Bila masyarakat internasional telah hormat dan segan kepada Indonesia, diyakini pihak-pihak luar enggan mengusik Indonesia. Dengan modal kepercayaan itulah Indonesia akan mencapai posisi tawar yang tinggi untuk mencapai kepentingan nasional dalam hubungannya dengan negara lain dan bangsa Indonesia dapat menentukan nasibnya sendiri tanpa didikte pihak lain. Apalagi Indonesia kini memerlukan dukungan dunia internasional agar mendukung keutuhan negara Indonesia dari gerakan separatisme yang sedang gencar menggrogoti keutuhan negara dari dalam. Tidak kalah pentingnya peran Indonesia dalam menjaga perdamaian dunia merupakan amanah dari pembukaan UUD 1945, yaitu ikut mewujudkan perdamaian dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Semoga kedepannya bangsa Indonesia akan lebih baik menata diri, memperbaiki kekeliruan yang ada demi kemakmuran dan kesejahteraan bangsa dan negara.(*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar